Digital Marketing akan membantu Anda untuk menumbuhkan bisnis lebih cepat.
Jika ingin mendatangkan kunjungan ke toko, kita perlu persiapkan berbagai media promosi cetak.
Sekarang, cukup gunakan media sosial atau mesin pencari, ribuan pengunjung berdatangan.
Kalau dulu ingin mendapatkan penjualan di daerah lain, kita perlu buka cabang.
Sekarang cukup siapkan website agar konsumen bisa pesan langsung.
Apalagi follow up penjualan, bisa gunakan email automation sehingga tim sales Anda lebih mudah closing.
Tentunya itu bisa dilakukan dengan belajar digital marketing disini.
Mulai dari konsep, strategi, teknik hingga pengukuran aktivitas digital marketing.
Yuk dalami,
Table of Contents
Konsep Dasar Digital Marketing
Digital marketing adalah aktivitas untuk mencapai tujuan pemasaran menggunakan teknologi dan media digital. Umumnya menggunakan website, media sosial, iklan dan email sebagai medianya.
Penting memahami tujuan pemasaran sebelum menjalankan strategi digital marketing.
Perlu dipahami bahwa tujuan pemasaran bukan sekedar naikin omset atau profit.
Tujuan pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.
Penjualan adalah tugas sales.
Dan penjualan akan lebih mudah jika pemasaran dilakukan dengan benar.
Begini, jika Anda langsung menjual barang ke orang yang baru ditemui, 90% pasti akan ditolak.
Beda ceritanya jika kita lakukan pendekatan, cari tau kebutuhan dan keinginannya, kemudian tawarkan produk yang bisa memenuhinya. 90% akan dibeli.
Itulah tugas marketing.
Bahasa keren dari output marketing itu Marketing Qualified Leads (MQLs) atau calon pembeli potensial.
Menjadi tugas tenaga penjualan untuk melakukan follow up terhadap MQLs sehingga potensi closing lebih besar.
Digital marketing membuat aktivitas tersebut lebih terukur, terencana dan dapat ditingkatkan.
Website, media sosial dan email yang terintegrasi akan membuatnya lebih mudah. Apalagi jika sudah di automasi, maka cukup siapkan tenaga penjualan untuk lakukan follow up terhadap MQLs.
Namun perlu dipahami bahwa marketing tidak hanya soal promosi, namun juga perancangan produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi, hingga pelayanan.
Berikut ini detail penjelasannya.
Strategi Digital Marketing Adalah Pemetaan Perjalanan Pelanggan
Keseluruhan strategi digital marketing adalah pemetaan perjalanan pelanggan.
Seorang digital marketer harus mampu mengidentifikasi fase yang dilalui pelanggan untuk melakukan pembelian.
Fase awal perjalanan pelanggan adalah kesadaran akan masalah yang dihadapi (Awareness). Kemudian bergerak menuju pencarian dan pemilihan solusi (Consideration). Fase terakhir adalah pengambilan keputusan (Decision).
Tidak berhenti sampai pengambilan keputusan saja, pelanggan akan mengevaluasi keputusannya (Evaluation).
Jika mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya, mereka akan beli lagi (Retention) atau merefrensikannya (Advocate). Jika tidak, maka tidak akan beli lagi, bahkan menyebarkan keluhannya.
Tiga fase pertama (Awareness – Consideration – Decision) merupakan peran saluran distribusi dan promosi, dua fase berikutnya (Retention – Advocate) merupakan peran produk dan harga.
Dulu untuk menjangkau dua fase terakhir, membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit untuk mengelolanya. Namun dengan digital marketing, semua menjadi lebih mudah dan cepat.
Misal dengan Facebook Ads atau Email Marketing kita bisa memancing retention lebih mudah. Pelanggan juga bisa melakukan tindakan Advocate melalui komunitas online yang kita bangun di media sosial.
Sudah kebayang kerennya digital marketing?
Kita lanjut yang tidak kalah keren.
Antara Algoritma dan Pengalaman Pelanggan
Bicara taktik, akan banyak sekali Anda temukan para mastah yang berusaha membongkar algoritma platform digital.
Tidak heran banyak pemula, termasuk saya dulu, jadi “ngeri” dengan digital marketing.
Begitu banyak angka dan pembaruan sistem yang harus dipelajari. Bayangkan saja, sejak 2018 Google memperbarui algoritma sebanyak +3.000 kali.
Jadi kapan marketingnya kalau terus berkutat dengan algoritma?
Memahami algoritma penting, namun tidak mendesak.
Taktik yang penting dan mendesak adalah menguasai pengalaman perjalanan pelanggan.
Pengalaman perjalanan pelanggan tercipta dari konten yang kontekstual. Konten yang memberikan solusi atas pencarian solusi.
Buat konten yang relevan dengan perjalanan konsumen terlebih dahulu dibanding bergelut dengan algoritma.
Distribusikan konten tersebut di media digital seperti website, media sosial, iklan atau email dalam berbagai format seperti: text, gambar, video atau suara.
Itulah konsep dasar pemasaran digital.
Berikutnya kita akan membahas strategi digital marketing.
Pemetaan Persona dan Perjalanan Pelanggan
Topik sebelumnya telah membahas mengenai perjalanan pelanggan dan penempatan konten disetiap fase.
Supaya konten relevan dengan kebutuhan pelanggan, pahami perilaku mereka dengan bantuan persona.
Kita harus memahami betul siapa yang akan menerima konten.
Menargetnya semua orang atau kalangan adalah kesalahan yang sering dilakukan.
Seth Godin, pebisnis dan konsultan pemasaran dunia mengatakan: “The key to failure is trying to please everyone.”.
Artinya kunci kegagalan adalah berusaha menyenangkan atau memenuhi kebutuhan semua orang.
Jadi bagaimana membuat persona dan memetakan perjalanannya?
Simak caranya berikut ini:
Membuat Persona
Persona adalah gambaran karakter umum pelanggan ideal dan menjadi perekat antara tenaga pemasar, penjual dan pelayanan.
Persona berisi informasi pelanggan ideal, mirip dengan melakukan Segmentasi dan Targeting di Strategi Pemasaran, berisi rangkuman demografi, geografis, psikografis dan perilaku.
Bedanya persona menggambarkan siapa yang kita targetkan supaya lebih mudah dipahami.
Berikut ini adalah bagan sederhana dari persona:
Tetapkan usia, jenis kelamin, lokasi, pekerjaan, pendapatan, hobi dan ketertarikan. Berikan nama dan foto ilustrasi untuk memberikan gambarannya.
Goal adalah apa yang mereka ingin diraih dan Value adalah nilai emosional yang didapatkan ketika goal berhasil diraih.
Challenge adalah penolakan atau tantangan yang harus mereka hadapi ketika ingin meraih Goal diatas. Pain point adalah hal yang sangat ingin mereka hindari.
Setelah mengisi persona tersebut dengan lengkap dan detail, ide konten akan berdatangan ke kepala Anda sehingga dalam membuat rencana konten menjadi lebih mudah.
Apakah cukup satu persona?
Sangat cukup, namun jika ingin lebih mantap, Anda juga membuat persona berdasarkan peran mereka dalam proses pembelian.
Terutama jika dalam proses pembelian melibatkan banyak orang seperti dalam bisnis B2B.
Berikut ini beberapa peran dalam proses pembelian:
- Initiator: mengusulkan pembelian atau masalah
- Buyer: melakukan proses pembelian
- User: menggunakan produk
- Influencer: mempengaruhi pengambilan keputusan
- Decision Maker: mengambil keputusan pembelian
Beberapa persona sangat mungkin memiliki gabungan beberapa peran tersebut.
Contoh dalam agensi kami; buyer, user dan influencer menjadi satu persona; initiator dan decision maker menjadi satu persona. Jadi kami membuat dua persona.
Contoh lain produk pakian pria; buyer, user dan decision maker satu persona yaitu pria; initiator dan influencer satu persona, yaitu pasangannya.
Bisa jadi bisnis Anda perlu lima persona atau lebih dengan membagi satu peran menjadi beberapa persona.
Supaya persona menjadi lebih objectif, Anda bisa lakukan validasi ke pelanggan yang sudah ada atau calon pelanggan yang memenuhi kriteria persona.
Membuat persona bukan pekerjaan satu kali untuk seterusnya, tapi harus dievaluasi secara berkala.
Menentukan Perjalanan Pelanggan
Setelah memetakan persona pembeli, berikutnya adalah memetakan perjalanan mereka.
Sebelumnya kita juga telah membahas perjalan pelanggan sebagai berikut:
Awareness: persona menyadari permasalahan yang dihadapi. Bantu mereka untuk mengidentifikasi dan memperjelas masalah yang dihadapi.
Consideration: persona mencari beberapa solusi untuk menyelesaikan masalahnya. Temukan dan tawarkan berbagai solusi, termasuk solusi dari layanan Anda.
Decision: persona memutuskan solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan masalahnya. Bantu mereka mengambil keputusan bahkan mengeleminasi solusi yang sudah ada.
Retention: persona melakukan pembelian kembali karena puas dengan solusi yang diberikan. Bantu mereka mengevaluasi solusi Anda, jika tidak puas coba tanyakan kembali apa yang bisa membuat mereka puas.
Advocate: persona begitu loyal karena solusi Anda mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya terus menerus. Mudahkan mereka untuk merefrensikan Anda melalui berbagai media.
Pemetaan perjalanan ini akan memudahkan Anda mengevaluasi kinerja marketing.
Ketika banyak yang tau tapi tidak ada yang beli, perbaiki penawaran Anda.
Ketika banyak yang beli tapi tidak membeli lagi atau merefrensikan Anda, perbaiki produk yang ditawarkan.
Berikut ini contoh pemetaan perjalanan pelanggan dari awareness samapai advocate:
Persona mengidentifikasi masalahnya di media sosial, mesin pencari dan blog.
Kemudian mereka mencari solusi di blog, media sosial dan marketplace.
Konten di website dan marketplace membantu mereka mengambil keputusan.
Website, blog, media sosial dan email menjadi triger atau pancingan untuk melakukan pembelian ulang dan merefrensikan solusi ke komunitas mereka.
Anda bisa mencoba membuat versi sendiri sesuai dengan produk yang dijual.
Beberapa channel digital marketing yang sering digukanan:
- Website
- Mesin Pencari
- Media Sosial
- Perpesanan
Jika terbatas dari sisi SDM dan anggaran kampanye, fokus pada satu media atau channel dulu. Setelah ada SDM dan anggaran yang cukup, baru buka channel baru lagi.
Content Marketing Strategy
Pemasaran konten berfokus pada membuat, menerbitkan, dan mendistribusikan konten untuk audiens yang ditargetkan secara online.
Konten merupakan alat tukar utama dalam pemasaran digital.
Setiap orang mengonsumsi konten di website, media sosial dan mesin pencari melalui perangkat meraka.
Konten bisa berupa text, gambar, video dan audio.
Jika Anda tidak memahami cara kerja algoritma, cukup buat konten yang berkualitas untuk persona Anda.
Google pun menyarankan demikian. Tidak perlu memusingkan bagaimana algortima Google untuk meraih posisi satu. Cukup buat konten berkualitas yang memecahkan masalah pencari informasi.
Konten berkualitas mampu menarik, mengikat dan memuaskan persona.
Berikut ini bagaimana cara membuat konten berkualitas setelah Anda memahami persona dan fase perjalanan mereka:
Penentuan Konten
Pemasaran konten bertujuan untuk menggiring persona ke fase berikutnya dalam perjalanan mereka.
Maka kita harus menentukan konten untuk setiap fase perjalanan pelanggan.
Berikut ini contoh bagaimana menentukan konten di setiap fase,
Budi menjual jasa rangkai bunga.
- Budi membuat konten yang menjelaskan peran rangkaian bunga pada momen momen tertentu. Konten tersebut memancing persona untuk menyadarkan bahwa mereka perlu rangkaian bunga. (Awareness)
- Fase berikutnya, Budi menunjukan berbagai bentuk rangkaian bunya yang bisa menjadi inspirasi bagi persona. (Consideration)
- Kemudian Budi mengarahkan persona untuk melihat harga paket rangkaian bunga. (Decision)
- Budi mempersiapkan konten untuk menawarkan rangkaian bunga berikutnya. (Retention)
- Sebagai pamungkas, Budi juga mempersiapkan konten yang dapat digunakan pelanggannya untuk memberi tau komunitasnya. (Advocate)
Jumlah konten dari fase awareness sampai advocate juga berbeda.
Konten awareness lebih banyak dibutuhkan dibanding advocate.
Anda bisa merencanakan mulai dari advocate, atau mungkin decision. Tergantung kesiapan.
Bisa gunakan proposal atau surat penawaran yang lengkap dengan harga untuk dikembangkan menjadi konten di fase decision dan retention.
Kemudian dari penawaran yang Anda sediakan, kira kira apa manfaat yang bisa diraih oleh pelanggan.
Cek kembali persona yang sudah dibuat, goal dan value apa yang ingin diraih. Tantangan dan resiko apa yang ingin dihindari.
Kembangkan menjadi konten awareness dan consideration.
Pemilihan Bentuk Konten
Konten tidak selalu tentang artikel.
Setiap media atau channel memiliki ketentuan bentuk konten.
Secara umum konten memiliki elemen text, visual dan audio.
Jika Anda menggunakan website sebagai channel utama, maka semua elemen konten bisa digunakan.
Jika media sosial Instagram sebagai channel utama, maka visual dan audio menjadi pilihan terbaik.
Sesuaikan juga dengan persona yang sudah dibuat.
Bisa jadi ada yang lebih suka membaca dibanding menonton video. Anda bisa lihat dari pekerjaan, hobi atau ketertarikannya.
Terakhir cek sumber daya yang dimiliki.
Biasanya konten video membutuhkan sumber daya lebih banyak dibanding membuat artikel.
Jadi perhatikan juga kemampuan Anda dalam memproduksi konten.
Bisa gunakan jasa desain grafis, content writer, fotografer atau videografer untuk membuat konten.
Anda juga bisa belajar salah satu keahlian tersebut.
Banyak yang menyediakan konten visual secara gratis dan berbayar. Cukup edit sesuai dengan topik konten dan sebarkan di channel Anda.
Struktur Konten
Membuat konten merupakan hal yang mudah.
Tidak harus memiliki keahlian dibidang kreatif untuk melakukannya.
Cukup pahami bagaimana cara mempengaruhi audien.
Yes, seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, konten bertugas untuk menggiring persona ke fase berikutnya.
Artinya ada sesuatu yang mempengaruhi mereka untuk bergerak ke fase berikutnya.
Sesuatu tersebut merupakan struktur yang digunakan oleh pemasar dunia untuk mempengaruhi audiennya.
Struktur tersebut adalah AIDA. Singkatan dari: Attention, Interest, Desire, Action.
Dimulai dengan menarik perhatian (Attention) diakhiri dengan ajakan bertindak (Action).
Ditengah tengahnya adalah pesan yang menarik perhatian (Interest) dan mengundang keinginan audien (Desire).
Anda bisa membuat beragam konten menggunakan formula tersebut.
Keseluruhan teknik marketing yang akan Anda baca setelah ini menggunakan struktur tersebut.
Mulai dari membuat konten SEO, media mosial, iklan dan pesan personal.
Teknik Digital Marketing
Berbagai cara dapat dilakukan untuk meraih tujuan pemasaran.
Termasuk menggunakan teknik teknik pemasaran digital berikut ini.
Tidak semua harus Anda gunakan.
Pilih satu yang memungkinkan untuk dilakukan dengan ketersediaan sumber daya.
Anda bisa melakukan sendiri, atau merekrut tim khusus untuk mengelola aset digital.
Kita akan dalami bagaimana cara mendatangkan kunjungan ke saluran digital utama menggunakan SEO, Media Sosial, Iklan dan Coversational.
SEO: Build Authority
SEO adalah aktivitas untuk meningkatkan kunjungan website melalui hasil pencarian organik mesin pencari.
Supaya tujuan dari SEO tercapai, menempatkan konten diposisi teratas menjadi tugas utama.
Biasanya penyedia jasa SEO menjanjikan website Anda di Halaman 1 Google.
Jika ingin melakukan sendiri, kuncinya hanya dua: konten dan rekomendasi.
Kenapa kuncinya konten dan rekomendasi?
Begini,
Tujuan mesin pencari mengembangkan Algoritma setiap hari untuk memberikan hasil pencarian yang berkualitas kepada penggunanya.
Karena banyak praktik SEO “nakal” yang berusaha menaikan konten dihalaman pertama tapi kontennya tidak sesuai dengan yang dicari pengguna.
Itu sebabnya Google, Bing, Yahoo dan berbagai platform mesin pencari terus mengembangkan algoritmanya.
Mesin pencari bekerja dengan melakukan “Crawling” di konten website, kemudian mereka menyimpan datanya di server.
Ketika ada yang melakukan pencarian, mesin pencari akan mengurutkan hasil pencarian sesuai dengan frasa kunci yang digunakan dan menampilkannya.
Cara pengurutan tersebut yang terus dikembangkan.
Mesin pencari akan mengidentifikasi konten dan menjadikan rekomendasi sebagai indikatornya.
Bentuk rekomendasi yang diidentifikasi adalah Link atau URL.
Jadi mesin pencari akan memberikan “bobot otoritas” dari kualitas rekomendasi yang diberikan oleh website atau halaman lain.
Istilah lain dari Rekomendasi adalah Backlink.
Jadi jika ingin menjuara di Google, buatlah konten dan dapatkan backlink berkualitas.
Social Media: Build Comunity
Media sosial adalah tempat dimana orang orang salin menjalin relasi dan komunikasi di Internet.
Ketika kita ingin berbisnis di media sosial, maka kita harus mengikuti cara main platform tersebut.
Semua media sosial ingin penggunanya tetap diplatform mereka berjam jam bahkan selamanya.
Sehingga algortima media sosial “memaksa” pengguna untuk terus aktif.
Salah satu perilaku pengguna media sosial adalah haus akan hal baru.
Mereka akan terus menerus “scrooling” sampai tidak ada lagi yang baru.
Maka media sosial juga memberikan fitur untuk membuat beragam bentuk konten.
Berbeda dengan SEO, dimana kita cukup optimasi artikel dan akan mendatangkan kunjungan berbulan bulan tanpa harus membuat artikel baru.
Platform media sosial memaksa kita konsisten produksi konten dan saling berinteraksi.
Jadi kunci media sosial ada tiga: Relevansi Konten, Interaksi Pengguna, dan Konsistensi Update
Pelajari bagaimana membuat konten yang relevan di setiap fase perjalanan pengguna.
Manfaatkan dan maksimalkan fitur yang dibuat oleh platform media sosial.
Gunakan IG TV, pasang 10 slide image post, gunakan note Facebook, manfaatkan semua yang diberikan mereka.
Dengan begitu, Anda akan membangun komunitas yang kuat di media sosial.
PPC Online Advertising
PPC adalah singkatan dari Pay-per-click. Istilah untuk program iklan yang menghitung biaya dari jumlah klik.
Biaya hanya dikenakan jika ada yang berinteraksi dengan iklan Anda.
Besarannya bergantung pada kualitas iklan dan kompetisi.
Semakin bagus iklan, maka biaya menjadi lebih murah.
Semakin rendah kompetisis, maka biaya menjadi lebih murah.
Anda bisa gunakan iklan untuk menjangkau semua fase perjalanan pelanggan lebih cepat.
Berikut beberapa bentuk iklan yang umum digunakan,
Search Advertising: menampilkan iklan di hasil pencarian mesin pencari.
Social Advertising: menampilkan iklan di antara konten konten media sosial.
Display Advertising: menampilkan iklan di berbagai website dan umumnya berbentuk visual bergerak.
Conversational Marketing
Teknik ini belum banyak dibahas oleh praktisi pemasar digital.
Conversational marketing adalah satu satuk teknik pemasaran inbound.
Teknik ini memiliki tujuan untuk membangun kedekatan dengan prospek dan pelanggan.
Anda harus mengetahui bagaimana melakukan percakapan untuk setiap fase dan menggiring mereka ke fase berikutnya.
Sebaimana namanya, teknik ini menggunakan platform komunikasi personal seperti email, telpon, sms dan live chat.
Conversational marketing dapat dilakukan sendiri atau digabung dengan teknik lainnya.
Contoh conversational marketing di fase awareness dan Anda ingin memasarkan jasa rangkai bunga.
Ketika sedang scrolling di media sosial ada yang baru saja lulus sidang proposal. Lalu Anda bisa melihat siapa saja teman dekatnya dan mencoba untuk berkomunikasi dengan salah satunya.
Kemudian Anda bisa lakukan pendekatan dan menanyakan kira kira kejutan apa yang ingin diberikan.
Silahkan lanjutkan ke fase berikutnya.
Kurang lebih itu contoh melalui chat media sosial.
Anda juga bisa gunakan email atau telpon untuk menjangkau kalangan profesional.
Agar bisa menerapkan conversational marketing dengan efektif. Anda harus mengetahui triger event.
Trigger event adalah pemicu terjadinya kegiatan.
Seperti kenaikan pangkat, press converence, bahkan kehilangan pekerjaan bisa memicu adanya kegiatan baru setelah itu.
Mengukur Efektifitas Digital Marketing
Tidak lengkap rasanya jika membahas strategi digital marketing tanpa mengukur aktivitasnya.
Banyak pakar pemasaran mengatakan bahwa kampanye digital marketing lebih terukur dibanding kampanye konvensional.
Jika menempatkan baliho di pinggir jalan, kita tidak tau pasti berapa orang yang melihatnya.
Tapi jika memasang iklan display di Google maka kita bisa tau berapa yang melihat dan meng-klik iklan tersebut.
Bahkan kita bisa tau siapa yang melakukan pembelian dari iklan tersebut.
Cara mengukurnya pun sederhana, berapa yang melihat (impression) dan berapa yang melakukan tindakan (action) di konten digital Anda.
Contohnya membuat konten Instagram, jika menggunakan akun bisnis, ketika di publish akan ada informasi tentang jangkauan (reach) dan tindakan (engagement).
Jika konten kita menarik, maka akan terjadi tindakan. Seperti yang kita bahas di bagian konten marketing.
Cara mengukur efektifitasnya bisa menggukan persentase, atau rasio (ratio)
Dari sini akan muncul berbagai istilah yang sering kita dengar seperti Rasio Klik Tayang (Click Trough Ratio), Rasio Konversi, dan banyak lagi.
Jika ingin mengukurnya dengan biaya, tambahkan variable biaya didalamnya.
Seperti ingin tau berapa biaya iklan per klik, biaya konversi, biaya akuisi. Caranya pun mudah, cukup bagi biaya kampanye dan tindakan yang ingin diukur.
Jika ingin perhitungan tingkat lanjut, Anda bisa menghitung rencana pengembalian investasi kampanye.
Berbagai pengukuran ini yang akan menjadi Key Performance Indicator (KPI).
Letakan pengukuran ini pada setiap perjalanan pelanggan.
Apakah ada yang kurang?
Demikian penjelasan singkat tentang strategi digital marketing, , teknik dan pengukurannya.
Semoga panduan ini tidak membuat Anda semakin bingung.
Namun, jika dirasa ada yang kurang atau ingin menanyakan sesuatu silahkan gunakan kolom komentar dibawah ini.
Dengan senang hati saya dan tim akan membantu menjawab kebingungan Anda.
Jika konten ini bermanfaat, silahkan bagikan ke teman Anda. Siapa tau mereka juga perlu. 😉
Bagaimana caranya agar menjadi digital marketer handal?
Tools apa yang harus dimiliki serta skill apa yang harus dikuasai?
Halo Pak Zulham..
Menjadi marketer handal harus sering ekperimen di setiap fase perjalanan pelanggan.
Toolsnya tergantung media dan konten, dan itu ada banyak. Mungkin saya buatkan satu artikel lagi untuk mengupas tools digital marketing ya..
Namun tools yang paling penting menurut saya adalah tools untuk analisa perilaku calon konsumen. Seperti Google Analytics, Search Console, Facebook Audien Insight dan Instagram Insight.
Skill yang harus dikuasai adalah membaca data Pak..
Karena dari namanya, Digital itu artinya kumpulan data. Jadi kita sebagai pemasar digital harus bisa baca data perilaku calon pembeli.
Misalnya website kita banyak kunjungan, tapi ga’ ada yang beli. Apa yang harus dilakukan?
Banyak yang liat iklan tapi ga ada interaksi. Apa yang harus dilakukan?
Soal skill teknis bisa pelajari copywriting untuk nulis status, iklan, atau konten seo seperti ini. 😀